Kamis, 06 Juni 2013

PIDATO ISRA' MI'RAJ




Rujak kupah manisan pepaya
Teh murni  buatan pak Mulia
Salam jumpa dengan saya
Siapa lagi kalau bukan Rahma Lia

Assalamu ‘Alaikum wr.wb
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rohmat, taufiq, dan hidayahnya kepada kita sekalian.

Solawat serta salam mudah-mudahan tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang benderang.
Yang  terhormat, ibu kepala sekolah serta ibu-ibu guru yang telah berhadir pada hari ini.
Dan yang tersayang, teman-teman ku sekalian.
Baiklah saudara/i, untuk mempersingkat waktu, saya akan menyampaikan pidato saya, yang berjudul:
Peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad Saw Sarana Menyelami Makna Perintah Sholat

Bapak dan ibu guru yang saya hormati !
Mari sejenak kembali kita renungkan, sekitar 14 abad yang lalu, telah terjadi sejarah besar bagi kebaikan hidup manusia. Sejarah tersebut adalah peristiwa  Isra' Mi'raj sebagaimana yang sedang kita peringati saat ini.


Saat itu Nabi Muhammad SAW diperjalankan oleh Allah dari Masjidil Haram di
Makkah ke Masjidil Aqsha, lalu dilanjutkan dengan menembus lapisan langit tertinggi sampai batas yang tidak dapat dijangkau oleh ilmu semua makhluq, malaikat, manusia, dan jin. Semua itu ditempuh dalam sehari semalam. Peristiwa itu sekaligus sebagai mukjizat mengagumkan yang diterima Rasulullah SAW.

Momentum Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw dari Masjidil Haram di Mekah ke
Masjidil Aqsa di Palestina kemudian naik ke Sidratul Muntaha adalah peristiwa yang sangat fenomenal dalam sejarah umat Islam.

Mengapa demikian teman-teman ? Karena dari peristiwa inilah Nabi Muhammad SAW memperoleh perintah ibadah wajib, yakni sholat lima waktu yang langsung dari Allah SWT.

Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan teman-temanku semua yang di cintai Allah,
Sholat tentu sudah melekat dalam keseharian kita sebagai umat Islam. Perintah sholat ini sebagaimana langsung diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad saw adalah menjadi ibadah wajib bagi setiap umat Islam dan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan ibadah-ibadah wajib lainnya.

Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga barang siapa mendirikan shalat ,maka ia mendirikan agama (Islam), dan barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam).

Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali, berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukallaf baik sedang sehat maupun sakit.


Adapun dalil yang menyatakan tentang sholat adalah, seperti firman Allah dalam Qur’an Suroh Al-Baqarah ayat 43 yang berbunyi :
Artinya:
“ Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’ lah beserta orang-orang yang ruku’ ”.
Ada 4 golongan manusia dilihat dari sikapnya dalam melaksanakan Shalat.
Golongan pertama, adalah golongan manusia yang tidak menjalankan Shalat, dan (serta) ingkar akan hukum Shalat itu wajib.

Golongan kedua, adalah golongan manusia yang tidak menjalankan Shalat, tetapi dia sadar akan dosanya meninggalkan Shalat serta tetap meyakini bahwa Shalat itu wajib.

Golongan ketiga, adalah golongan manusia yang mengerjakan Sholat, tetapi asal mengerjakan sholat saja, yang Penting Shalat.

Golongan keempat, adalah golongan manusia yang mengerjakan Sholat, dan
merasakan nikmatnya Sholat, atau berprinsip Sholat itu Penting.

Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan teman-temanku semua yang di rahmati Allah,
Pertanyaan Kita untuk diri sendiri adalah termasuk kedalam kategori yang mana diri kita?

Evaluasilah sejenak bagaimana keberadan sholat kita. Kitalah yang tahu persis semua itu. Apabila memang sholat kita belum benar sebagaimana mestinya, bila sholat yang kita lakukan ternyata begitu berat dan bukan menjadi sebuah kenikmatan. Maka hati-hatilah, ada yang harus diperbaiki dalam keimanan kita.

Semoga apa yang telah saya sampaikan dapat direnungkan bersama sehingga kita bisa semakin semangat melakukan sholat dan semakin merasakan nikmatnya melakukan sholat. Dan tiadalah gunanya kita hidup di dunia ini tanpa mengerjakan sholat.

Seperti di dalam syairnya :
“sepohon kayu daunnya rimbun, lebat bunganya serta buahnya”.
“walaupun hidup seribu tahun, kalau tak sembahyang apa gunanya, walaupun hidup seribu tahun, kalau tak sembahyang apa gunanya”.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan terimakasih atas segala perhatian mohon ma’af apabila ada kekurangan.

Main layangan ada benangnya
Benangnya kusut hilang ujungnya
Kita sama-sama bukan ahlinya
Lagi belajar pasti ada salahnya

Billahitaufik walhidayah
wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Snapshot_20130105_17.JPG


Tidak ada komentar:

Posting Komentar